Kegiatan Refreshing Kader Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Samboja Tahun 2021

Kegiatan Refreshing Kader Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Samboja Tahun 2021

21/09/2021-23/09/2021, Kegiatan Refreshing , Pembinaan dan Pertemuan Kader Posyandu Balita dilaksanakan di Puskesmas Samboja pada Tahun 2021 ,

Kegiatan Refreshing Kader Posyandu Balita di hadiri oleh 93 kader dari 31 Posyandu lama dan 1 posyandu yang baru terbentuk di bulan Juli 2021. Pertemuan dibagi menjadi 3 sesi yaitu pertemuan pada  hari Selasa tanggal 21 September 2021, Rabu tanggal 22 September 2021 dan 23 September 2021 dan masing masing posyandu hanya mengirimkan 3 orang peserta.

Mencangkup pendahuluan Posyandu adalah suatu kegiatan suatu Usaha  Kesehatan Berbasis Masyarakat  (UKBM) dari masyarakat untuk masyarakat oleh masyarakat dan oleh masyarakat.  Sedangkan upaya kesehatan  di posyandu  dalam adaptasi kebiasaan baru tetap dilakukan  sebagai upaya percepatan  pencegahan stunting, peningkatan kesrehatan ibu dan anak, penyuluhan  dan penyebarluasan  informasi  kesehatan serta surveilans kesehatan berbasis masyarakat dalam rangka pencegahan  dan pengendalian  Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Dari Latar Belakang Posyandu itu sendiri merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang mewadahi pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan sosial dasar yang pelaksanaannya dapat disinergikan dengan layanan lainnya sesuai potensi daerah. Salah satu kegiatan sosial dasar di Posyandu, yakni kegiatan kesehatan, yang utamanya adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana  (KB), Imunisasi, Gizi, dan pendidikan pola hidup sehat yang dilakukan dalam 5 (lima) langkah kegiatan pada hari buka serta di luar hari buka posyandu. Dalam pelaksanaannya, posyandu dapat mengembangkan kegiatan tambahan sesuai dengan kebutuhan, kesepakatan dan kemampuan masyarakat.  Dalam kegiatan penimbangan di posyandu protocol kesehatan harus tetap dinomorsatukan terutama  bagi bayi balita yang  hadir di posyandu dengan cara tetap menggunakan masker, menyediakan wadah cuci tangan lengkiap dengan sabunnya, membawa sarung timbang sendiri,  menghindari kerumunan dengan cara membagi waktu atau jam  penimbangan melalui  Grup WA  yang terdapat di setiap posyandu  ataupun menggabungkan bayi balita yang akan mendapat pelayanan imunisasi  pada posyandu yang berada dalam zona hijau di wilayah desa atau kelurahannya.  Hal ini juga merupakan salah satu alternative bagi petugas  di posyandu untuk  pada saat pandemic saat ini adalah merubah jadwal penimbangan atau memundurkan jadwal  posyandu sesuai kondisi lingkungan posyandu yang ada. Upaya upaya yang telah dilakukan oleh kader dan petugas kesehatan dalam pelayanan posyandu agar tetap terlaksana dimasa pandemic saat ini juga untuk tetap terlaksananya kegiatan pemantauan dan pelaksanaan posyandu  dengan D/S yang cukup menurun tetapi hal tersebut tidak menyurut semangat kader yang saat ini juga tidak mendapatkan operasional yang selama ini mereka terima dari Bapemas sebagai penyemangat kader posyandu.

Acara kegiatan dimulai dengan materi Imunisasi dimana Kordinator Imunisasi menjelaskan apa itu imunisasi, apa saja imunisasi dasar yang ada di posyandu, manfaat imunisasi, proses  terjadinya reaksi pada tubuh bayi setelah diberi imunisasi. Korim Puskesmas Samboja yaitu Yeni Marlina A.Md.Keb. juga mengingatkan akan pentingnya  kader mengetahui akan  adanya  efek simpang  atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi  (KIPI) seperti demam, bengkak sekitar daerah yang diimunisasi. Dan efek simpang ini ada format pelaporan yang selama ini masih kurang dalam pelaporannya, dan seharusnya KIPI non serius dan KIPI serius tetap harus dilaporkan sesuai format laporan yang ada. Selanjutnya yang sering kali terjadi adalah pelaporan bayi balita luar wilayah yang ingin vaksin diwilayah posyandu, maka harus tetap dilayani dengan ketentuan diberi catatan Luar Wilayah  (WL) dan sebaiknya dikosdinasikan dengan bidan desa dimana bayi luar wilayah itu berasal.  Dan lebih diingatkan kembali adalah tentang kader yang seharusnya sudah mendapatkan imunisasi covid 19, yang mana vaksin tersebut juga melindungi kader serta bayi balita yang datang ke posyandu untuk penimbangan.

Materi selanjutnya adalah tentang Buku KIA  yang dibawakan oleh Kurniawati Agustina A.Md.Keb. Program Kesehatan Ibu dan Anak  merupakan program yang membahas  mulai dari  ibu hamil, ibu nifas, bayi balita, remaja sampai lansia  dengan tujuan tercapainya hidup bersih dan sehat untuk ibu dan anak.  Sedangkan peran kader di posyandu adalah sebagai perpanjangan tangan dari petugas yang berada ditengah masyarakat dengan peran sebagai berikut :

 

  1. Penyuluh pesan pesan di buku KIA
  2. Sebagai motivasi dan penggerak ibu hamil, ibu balita dan balita yang datang ke posyandu atau pelayanan kesehatan
  3. Mencatat berat badan dan Vit.A
  4. Sebagai pendamping atau merujuk ibu hamil yang bermasalah
  5. Memberitahu untuk ibu hamil bersalin di fasilitas kesehatan
  6. Memotivasi ibu dan keluarga untuk membaca pesan pesan dan menerapkan yang ada di buku KIA
  7. Memfasilitasi untuk ke posyandu
  8. Menyiapkan donor darah
  9. Menyiapkan ambulan desa

Deteksi dan konseling calon pengantin adalah kegiatan yang bertujuan untuk menjaring dan mendeteksi orang orang yang bermasalah dengan penyakit menular sehingga calon pasangan pengantin dianjurkan untuk diadakan pemeriksaan  hepatitis, IMS, HIV/Aids dan TB yang gunanya untuk pemeriksaan kesehatan calon pengantin tersebut agar jangan sampai terjadi penularan yang disebabkan oleh salah satu pasangan calon pengantin tersebut yang nantinya akan membahayakan bagi pasangan muda tersebut dan apabila nantinya terjadi kehamilan sudah dapat diminimalisir terlebih dahulu dan diberi pengobatan. Begitu juga untuk ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilan minimal 4 kali  juga dengan dilakukan pemeriksaan laboratorium terutama untuk  pemeriksaan Hb untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan sangat dianjurkan untuk ibu hamil menyediakan donor darahnya lebih dini dengan membawa 2 anggota keluarganya atau lebih untuk diperiksa golongan darah yang cocok untuk ibu hamil tersebut sehingga apabila terjadi sesuatu sudah tersedia donor darah yang siap mendonorkan darahnya. Pemeriksaan donor darah bagi keluarga ibu hamil tidak dipungut bayaran atau gratis. Dan yang sering terjadi adalah pasangan muda dengan ibu hamil masih sering belum memiliki Kartu Keluarga dan BPJS, diharapkan kader terutama kader KASIH  (kader Sayang Ibu Hamil) yang menjadi kader andalan bagi program KIA, untuk memastikan ibu hamil sudah memiliki Jaminan Kesehatan / BPJS untuk menjaga apabila ada penyulit saat melahirkan serta memudahkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan sampai K4 secara gratis. Dan pastikan pula untuk ketersediaan ambulan desa yang siap untuk merujuk apabila ibu hamil sudah saatnya melahirkan, apakah itu mobil pribadi ataupun ambulan yang ada di desa tersebut. Kader Kasih yang ada di Samboja melakukan pemantauan apabila ada ibu hamil diwilayahnya dan memndampingi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan K4 dan memastikan ibu hamil unyuk melahirkan di fasilitas kesehatan yang ada untuk menghindari ibu hamil melahirkan tidak ditenaga kesehatan, yang tujuannya mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi nya sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKIAKB).  Dengan kondisi saat ini ibu hamil sudah ada program vaksinasi Covid 19 yang juga menjadi tugas ibu kader untuk memantau apaokah ibu hamil tersebut sudah diberi vaksin, dimana ibu hamil yang sudah divaksin juga melindungi bayi yang dikandungnya dari covid 19, tetapi kenyataannya banyak ibu hamil yang takut untuk divaksin tetapi saat ibu menyusui banyak sekali yang mendaftar untuk divaksin. Kalau yang di vaksin ibu menyusui maka yang divaksin ibunya  tetapi  bayinya tidak mendapat vaksin berbeda dengan ibu hamil bila divaksin maka bayinya juga akan mendapatkan kekebalan.

Acara selanjutnya adalah materi dari Pencegahan Penyakit Menular yang membawakan materi tentang kecacingan sesuai dengan program pembagian obat cacing di posyandu. Obat cacing di posyandu dibagikan pada Maret dan September yaitu dua kali setahun., yaitu umur 12 bulan keatas  untuk memotong siklus kehidupan cacing.  Kader juga harus mengetahui mengapa ada pemebrian obat cacing pada balita, hal ini dikarenakan karena balita yang menderita kecacingan akan mengalami anemia, diare, letih lesu, pucat, perut buncit, mata belekan, sakit perut, badan kurus, diare berulang dan kembung serta kolik yang tidak jelas dan berulang. Dengan kondisi ini balita bisa mengalami kekurangan gizi bahkan menhambat pertumbuhan balita tersebut sehingga balita menjadi BGM, atau Gizi kurang bahkan stunting. Bayi balita adalah asset negara yang sangat berharga, apabila generasi mudanya kurang memiliki kualitas kesehatan yang baik maka akan mempengaruhi generasi itu sendiri Karen apabila bayi menderita kecacingan bisa menurunkan status gizi  dan daya tahan tubuhnya menurun   bahkan penurunan kemamppuan mental. hat.  Sedangkan penyebab dari kecacingan itu sendiri adalah kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungannya tertutama perilaku hidup bersih dan sehat , kebiasaan yang buruk seperti makan tidak mencuci tangan, ataupun makanan yang tidak tertutup sehingga tercemar debu yang mengandung larva cacing seperti makan jajanan di tempat terbukla ataupun kebiasaan  tidak menggunakan alas kaki ataupun sandal.

Selanjutnya adalah materi dari program Keluarga Berencana yang mengingatkan kader posyandu untuk memantau tetangga ataupun ibu ibu bayi dan balita yang belum mengikuti program KB agar dihimbau melalui meja penyuluhan agar mau menjadi akseptor KB terutama KB mantap yaitu IUD dan implant agar dapat menjaga jarak kehamilan dan membatasi jumlah kehamilan untuk menjaga kondisi kesehatan ibu balita. Dan yang tidak kalah penting lagi adalah apabila ada ibu yang berminat menjadi akseptor KB mkantap akan dilayani setiap hari di Puskesmas Samboja dengan membawa Kartu Peserta BPJS yang ada, sehingga ibu balita tidak harus menunggu Safari KB baru mendaftar menjadi akseptor KB Mantap. Sedangkan untuk konsultasi Bidan Herlina A.Md.Keb. juga menyarankan dapat berkonsultasi melalui telepon ataupun datang ke Puskesmas Samboja, karena cakupan komulatif KB di posyandu juga menentukan untuk strata posyandu ataupun keaktifan posyandu sehingga data KB sebaiknya ada pelaporannya termasuk data Wanita usia subur (WUS), Pasangan Usia Subur (PUS) dan Akseptor KB.

Setelah isoma maka materi dilanjutkan dengan materi program Gizi  yaitu Wahdah  A.Md. Gz tentang Pemantauan Pertumbuhan. Pemantauan Pertumbuhan sangatlah penting untuk menentukan status Gizi bayi balita di posyandu, karena apabila cara pemantauan atau pengukuran salah maka akan mendapatkan data status gizi yangjuga salah. Sedangkan alat pemantauan pertumbuhan saat ini masih ada yang menggunakan alat yang belum standar, untuk itu program gizi merefresh ulang cara pengukuran yang benar pada ibu kader dengan mempraktekkan cara mengukur dan menimbang yang benar dengan mendemontrasikan cara penggunaan alat pemantauan terutama pada kader posyandu yang baru yaitu Melati 4 Kelurahan Amborawang Darat sehingga cara pengukuran benar benar dipahami oleh kader kader posyandu. Diingatkan kembali untuk menimbang dan mengukur agar bayi balita menggunakan pakaian seminimal mungkin, apabila menggunakan hiasan rambut atau topi sebaiknya dilepas agar tidak mengganggu pengukuran. Langkah langkah mempersiapkan dacin yaitu gantung dacin pada tempat yang kokoh , atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang ,  letakkan bandul geser pada angka 0 dan posisi paku tegak lurus, pasang sarung timbang dan seimbangkan dacin dengan member kantung palastik yang berisi batu, pasir sampai keduanya lurus. Dan  cara pengukuran panjang badan/tinggi badan anak dengan memperhatikan umur anak <  tahun diukur dengan cara telentang, anak ≥ 2 tahun dilakukan pengukuran dengan cara berdiri, apabila anak kurang dari 2 tahun diukur tingginya dengan cara berdiri maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan tetapi bila anak berumur 2 tahun atau lebih dan diukur panjang badannya berbaring maka dikurang 0,7 cm  untuk mengkonversi menjadi tinggi badan. Kegiatan selanjutnya adalah praktek mengukur tinggi badan dan panjang badan dimana anak yang obesitas/gemuk  minimal 3 (tiga) bagian tubuhnya harus menempel didinding yaitu punggung, bokong dan betis/tumit anak tersebut.Dan pengukuran panjang badan posisi asisten/ibu balita memegang telinga atau posisi kepala, mata tegak lurus kejendela pengukur dan posisi telapak kaki menempel tegak lurus di papan penggeser. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan lomba pengisian KMS yang tepat dan benar disertai keterangan keterangan pada KMS diawali dengan 5 peserta yang  cara pengisian  KMS nya paling cepat,tepat dan akurat yaitu diwakili oleh 5 Posyandu Mawar Merah 1 dan Mawar Merah 2, Nusa Indah 1 dan Nusa  Indah 2 serta Posyandu Anggrek Bulan 1.

Acara dilanjutkan dengan materi terakhir adalah  tentang strata posyandu dan keaktifan posyandu, dimana posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)   yaitu dari masyarakat, oleh masyarakat , untuk masyarakat dan bersama masyarakat. Hal ini juga untuk menilai peran aktif dari masyarakat /posyandu  dengan 8 indikator capaian prosentase strata posyandu antara lain :

NO. INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
1. Frekuensi Penimbangan <  8 >  8 > 8  > 8
2. Rata Rata Kader Tugas < 5 ≥ 5 ≥ 5 ≥ 5
3. Rata Rata Cakupan D/S < 50 % < 50 % ≥ 50 % ≥ 50 %
4. Cakupan Komulatif KIA < 50 % < 50 % ≥ 50 % ≥ 50 %
5. Cakupan Komulatif KB < 50 % < 50 % ≥ 50 % ≥ 50 %
6. Cakupan Komulatif Imunisasi < 50 % < 50 % ≥ 50 % ≥ 50 %
7. Program Tambahan
8. Cakupan Dana Sehat < 50 % < 50 % < 50 % ≥ 50 %

Dan untuk lebih memahami cara penghitungan capaian prosentase  program maka kader diberi  6 soal yang menyangkut tentang  jumlah penimbangan,  rata rata kader bertugas, cakupan komulatif  KIA, cakupan  komulatif KB dan cakupan komulatif  Imunisasi dasar lengkap dengan tujuan kader memahami apa  saja  target sasaran capaian posyandu yang harus ditingkatkan.

KIA = Jumlah ibu Hamil yg memeriksakan kehamilan K4 dibagi jumlah ibu hamil dalam wilayah posyandu x 100%

D/S= Jumlah yang datang bulan ini  dibagi  jumlah S x 100%

KB= Data Akseptor KB dibagi jumlah PUS dalam wilayah posyandu x 100%

Imunisasi Dasar Lengkap (semua bayi balita yang mendapatkan imunisasi sampai campak ) dibagi jumlah seluruh bayi balita x 100%

Dan dalam menjawab soal tersebut dengan metode cepat tepat maka kader posyandu terpacu dalam menjawab serta  berkompetisi antar posyandu. Selanjutnya kelengkapan buku catatan dan pelaporan yang ada di posyandu antara lain adalah  :

  1. Daftar hadir bayi balita yang dilengkapi dengan nomor telpon dan jenis kontrasepsi
  2. Daftar hadir petugas
  3. Daftar hadir kader untuk memantau rata rata kader bertugas
  4. Daftar hadir Tim anggota PKK
  5. Buku Tamu
  6. Buku Susunan Pengurus
  7. Buku Kegiatan per bulan
  8. Buku notulen
  9. Buku Infentaris
  10. Buku Daftar bantuan
  11. Buku Kunjungan rumah
  12. Buku Kas
  13. Buku Dafar Tanda Terima
  14. Buku Asi Esklusif
  15. Buku Balita Stunting
  16. Buku Pembagian Vit.A
  17. Buku Pembagian Obat Cacing
  18. Buku Balita Diare
  19. Buku Ibu Hamil
  20. Buku ibu nifas
  21. Buku PUS/wus
  22. Buku Akseptor KB
  23. Buku data balita lulus
  24. Buku BGM
  25. Buku TOGA
  26. Buku Dana Sehat
  27. Buku Rujukan
  28. Buku surat masuk/ surat keluar
  29. Buku Penyuluhan
  30. Daftar buku

Dari 30 buku tersebut minimal yang harus ada adalah 9 buku administrasi  yaitu buku susunan pengurus, daftar hadir, buku kegiatan, buku notulen, buku infentaris, buku tamu, buku kunjungan rumah dan buku kas, buku buku tersebut  yang sangat membantu kegiatan kegiatan  yang ada di posyandu dan memudahkan kader dalam bekerja.

Pemecahan masalah ini akan dilakukan usulan pelatihan kader di tahun 2022 ,akan di koordinasikan lebih lanjut dengan lintas sector untuk pembinaan posyandu . Pelatihan ini dilakukan hanya 3 orang perposyandu mengingat masih dalam suasana covid-19 maka disesuaikan dengan protokol kesehatan yang berlaku .

Baiknya memang Kegiatan Refreshing kader ini di lakukan setahun sekali terutama untuk kader baru , juga dilakukan pembinaan lintas sektor ke posyandu, dan sekiranya pelatihan sebaiknya di hadiri oleh 5 orang kader per posyandu .

 

Pelaksanaan Vaksinasi ke dua di Puskesmas Samboja

Pelaksanaan Vaksinasi ke dua di Puskesmas Samboja

Pelaksanaan vaksin ke dua Covid-19 di Puskesmas Samboja pada hari Selasa, 24 Agustus 2021 pukul 08.00-12.00. Vaksin di berikan kepada masyarakat yang sudah mendapatkan dosis 1 pada tanggal (02/07/2021) dan (03/07/2021) di puskesmas Samboja . Pada vaksinasi ke dua terdapat sebanyak 170 dosis, masyarakat di haruskan untuk membawa kartu vaksin dan ktp  .

Pada pelaksanaan tersebut masyarakat terlihat mematuhi protokol kesehatan yang ada , dengan menggunakan masker , menjaga jarak, dan juga tertib dalam pelaksanaan vaksin tersebut , pelaksanaan di bantu oleh petugas kesehatan Puskesmas Samboja dan juga pihak keamanan .

Tujuan Vaksinasi ini untuk memberikan kekebalan pada seseoang terhadap virus Covid-19 , dengan adanya vaksinasi ini semoga bisa mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia . Untuk menghadapi pandemi ini masyarakat di haruskan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 , tetapi juga tetap tidak mengabaikan protokol kesehatan yang ada, karena penanganan pandemi tidak bisa di lakukan secara tunggal , tetapi juga komprehensif dengan melibatkan prokes yang ketat demi mengurangi angka kesakitan ataupun kematian yang terjadi pada situasi pandemi saat ini . 

Pelaksanaan Dosis Vaksin Sinovac di Kelurahan Amborawang Laut wilayah Kerja Puskesmas Samboja

Pelaksanaan Dosis Vaksin Sinovac di Kelurahan Amborawang Laut wilayah Kerja Puskesmas Samboja

HARI SABTU 21/08/2021 mulai pukul 08.00 – 14.30 TELAH DILAKSANAKAN PROGRAM PEMERINTAH MELALUI PELAKSANAAN VAKSIN COVID-19 DI Kelurahan Ambrawang Laut Kecamatan samboja yang di ikuti oleh masyarakat kelurahan amorawang laut dan kelurahan Salok api laut dengan jumlah sasaran 250 dosis vaksin Sinovac, pelaksana tersebut di bantu dilakukan oleh petugas kesehatan atau tim Vaksin Covid Puskesmas Samboja dan juga di bantu oleh para kader desa beserta pemerintahan setempat (Kelurahan Amborawang Laut) serta Pihak Keamanan yang terdiri dari Bhabinsa dan Bhabinkhamtibmas . Adapun pelaksanaan Vaksin Covid dosis kedua yang di lakukan di hari itu sesuai dengan batasan umur antara 18-65 tahun dan ada beberapa pasien yang tertunda pemberiannya di karenakan adanya komorbid yang di derita, kegiatan  pelaksanaan vaksin tersebut juga berjalan dengan baik walaupun tidak memenuhi sasaran target yang sudah di vaksin pada dosis pertama .

Setelah dilakukan pemberian vaksin Covid-19  tidak terdapat KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan masyarakat yang telah di vaksin .

Beberapa Peserta vaksin menanyakan tentang pembagian dosis pertama , karena dari beberapa keluarga masyarakat masih banyak yang belum melakukan vaksinasi dosis ke 1 .Kegiatan vaksinasi tersebut di lakukan dengan mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak , memakai masker dan juga mencuci tangan sebelum memasuki ruangan . Di harapkan seluruh Masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan walaupun sudah melakukan vaksinasi .

Copyright pkmsamboja.com© All rights reserved | Theme by pkmsamboja.com 2024

ALAMAT

  • Jl. Balikpapan Handil No.2 RT4 Sungai Seluang, Kec Samboja. Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75274
  • (0541) 7895762

LOKASI